Kusadari di dunia ini tidak ada yang abadi maka aku coba untuk tidak tenggelam di dalamnya. Dunia ini kuanggap semuanya seperti mimpi ketika aku tertidur dan ketika aku terbangun aku tidak merasa kehilangan apa-apa. Dunia bukan tempat terakhir kita, disini kita hanya berjalan, berteduh dan berbekal untuk suatu hari nanti pergi ke kampung akhirat. Hanya wajah Allah saja yang abadi dan kehidupan di akhirat adalah kehidupan yang sesungguhnya.
Dunia ini seperti lautan yang luas dimana kita berada ditengah-tengahnya, terombang ambing tidak menentu. kadang tanpa tujuan, kadang penuh keraguan tapi terkadang penuh optimis semuanya seperti sebuah warna yang menghiasai lukisan dunia kita. Asalkan kita mengayun sampan dengan benar insyAllah kita bisa sampai ketujuan.
Jangan terlalu sayang dengan dunia ini, kalau terlampau sayang bagaimana bisa kita tinggalkan sedangkan hidup kita hanya sebentar saja. Semua yang kita miliki hanya titipan yang suatu saat akan dikembalikan. Ayah, Ibu, adik, kakak keluarga kita hanya mengantar hidup didunia ini saja. Harta, tahta adalah perhiasaan menghiasi wajah dunia dan semuanya kelak akan di minta oleh yang maha memiliki. Boleh saja cinta boleh saja sayang tapi seperlunya saja. Tidak boleh kurang tidak boleh lebih, yang sedang-sedang saja.
Maka hanya kepada Allahlah kita begantung dan bersandar. menundukan wajah kita, berharap agar selalu diberikan rasa CintaNya yang bertepi. Tidak ada yang lain dihati ini karena yang lain tidak pantas untuk dicintai sebab kalau cinta tidak akan pergi.