Demi Waktu...

Dalam setiap perjalanan yang kutempuh, aku merasa engkau selalu menyertaiku. Bayangmu seakan hadir menemani kesendirianku. Di bangku tempat aku bersandar ini, di balik jendela yang berembun karena hujan ini, kutitipkan segudang rindu untukmu.

Hujan semakin deras membasahi bumi. Jendela kuhusap agar alam menyapaku. Suara gemerciknya seperti melodi gitar yang biasa kau petik. Menyentuh hingga ke dalam sanubariku. Bau tanah yang basah oleh hujan menghantarkanku kedalam harmoni yang disisipkan di jiwaku. Maha suci Allah yang telah menganugerahkan semua ini dalam hidupku.

Masihkah ada waktu untuk kita bertemu walau hanya sekejap memandang. Sebelum nafas hilang dalam keheningan, sebelum Matahari terbenam dalam keabadian, sebelum waktu tidak mampu untuk melangkah. Atau izinkan aku menyapamu ketika dalam keheningan, dibalik lipatan tanah dimana engkau tertidur abadi, supaya aku bisa membisikkan rinduku untukmu.

Semoga aku masih diberi waktu, agar rindu yang kutanam didalam hatiku bisa tumbuh bersemi. Hanya kepadamu ya Rabb kusandarkan diriku padaMu, berharap, meminta yang terbaik dari kehendakMu. Tidak ada keraguan yang kutitipkan di hatiku. Semoga Engkau mengabulkan permintaanku sebelum Engkau mengajaknya jauh hingga melewati harapanku.

Demi waktu, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling nasehat-menasehati dalam menetapi kebenaran dan nasehat-menasehati dalam menetapi kesabaran" [Q.S. AI Ashr (103):1-3].

Share on :
Comments
0 Comments