Di atas sajadah ini saya sering menghapus segala kegundahan, di atas sajadah ini juga saya sering berdoa kepada Allah agar mengabulkan doa-doa saya. Tidak jarang sajadah ini basah oleh air mata saya yang jatuh bila mengingat dosa-dosa yang telah saya lakukan atau ketika meminta kepadaNya supaya diberikan jalan keluar dari kesulitan-kesulitan yang menimpa saya. Sajadah ini seakan menjadi saksi bisu kebutuhan hamba kepada Allah.
Sajadah merupakan sarana transportasi yang paling nyaman untuk menemuiNya. dia seakan membawa saya terbang untuk menghadapNya. Walapun terkadang dia tidak selalu bersama saya untuk menghadapNya.
Di atas sajadah ini kuhamparkan doa dan harap kepadaNya, memohon, meminta dan mengharap. Di atas sajadah ini kupanjatkan seutai doa untuk kesembuhan sahabatku yang sedang diberikan ujian berupa penyakit. "Ya Rabb berikanlah ia umur yang panjang serta sehat wal afiat selalu. Kalaupun ia harus pergi, bukan karena Engkau tidak cinta kepadanya melainkan karena ia sangat rindu bertemu denganMu. Hapuskan semua dosa-dosanya ya Rabb dan masukanlah ia kedalam surgaMu".
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (QS. Al-Imran:185).