Hati Seluas Samudera 2


Diceritakan pada episode sebelumnya ketika fajar meninggalkan engkong yang pingsan di pinggir empang.

Pada saat pingsan Engkong bermimpi bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik sedang duduk di tepi empang. Wanita itu berbusana sedikit minim dan mengundang birahi laki-laki. Melihat barang bagus nganggur tanpa aba-aba si engkong langsung menghampiri wanita itu.
"Assalamualaikum.....". sapa engkong. Namun wanita itu diam saja dan tidak menjawab.
"Assalamualaikum.... ". sapa engkong untuk kedua kalinya. Tapi Wanita itu tetap diam tak bergeming. Ketika hendak mengucapkan salam untuk ketiga kalinya secara berturut-turut tiba-tiba pundak engkong di tepuk dari belakang.
"Fajar, kamu di sini" engkong 1/2 kaget
"Saya datang ke sini untuk membawa engkong kembali" ucap fajar
"Memang ada apa jar?" Tanya Engkong
"Sudah jangan banyak cakap kong, Engkong ikut sama saya sekarang"

Saat mereka akan pergi tiba-tiba wanita itu menoleh ke arah mereka dan menjawab salam yang sudah lama ditungu-tungu oleh para pembaca setia dari karya bambang surambang.
"Wassalamualaikum Wr Wb". ucap wanita itu.
Engkong yang semula mau pergi mengurungkan niatnya dan langsung mengajukan beberapa pertanyaaan Essay dan pilihan ganda kepada wanita itu.

Sedang asik mengobrol dengan wanita itu, secara tiba-tiba fajar dengan sedikit memaksa menyeret engkong menjauh dari wanita itu.
"Apa yang kau lakukan jar, kau telah menyakiti engkong!"
"Saya ingin engkong ikut saya"
"Mau kemana? Emangnya ada apa jar?"
"Saya mau curhat kong"
"Halah, kau itu. Kemarin saja aku sudah muak dengar curhatmu di dunia nyata sekarang malah mau curhat juga di dunia mimpi."
"Tapi kan kemarin saya belum selesai curhatnya kong. Masih banyak lagi yang perlu kita bicarakan berdua"
"Sudah cukup bagi engkong ceritamu itu. sekarang biarlah engkong memilih jalan hidup engkong sendiri"

Karena merasa di cuekin, Wanita itu akhirnya pergi meninggalkan mereka berdua. Melihat itu engkong sekonyong-konyong mengejar wanita itu dan meninggalkan fajar dalam keputusasaan.
"Engkong pergi dulu jar, wanita ini lebih penting dari apapun di mimpi ini"
"Tolong jangan tinggalkan saya Kong, nanti Engkong bakal menyesal telah meninggalkan saya" teriak fajar yang suaranya hilang dalam kesunyian.

Dalam pengejaran engkong terhadap wanita itu banyak sekali rintangan dan hambatan yang datang. Tidak jarang engkong hampir putus asa dan berniat mengakhiri hidupnya namun karena tekad yang kuat dan semangat yang membaja semua itu urung dilakukan. Sampai pada akhirnya pengejaran itu berhenti di sebuah danau.

"Kenapa eneng bawa engkong ke danau?. Eneng pengen ngajak engkong berenang bareng yah.. xixixi"

wanita itu hanya tersenyum misterius... di keluarkannya gelas dari kantongnya lalu di masukannya air kedalam gelas itu

"Coba Engkong masukkan sebuah batu ke dalam gelas yang berisi air ini. Apa yang akan terjadi?"

"Audah, mending salin baju nyok, trus kita berenang" jawab engkong nepsong.

"Mungkin engkong melihat ada gejolak air di sana. Atau sebagian dari air dalam gelas tadi akan tumpah."

"iya kali" jawab engkong rada males tapi penasaran juga melihat wanita itu memasukan batu di dalam gelas.

"Sekarang coba lemparkan batu yang sama ke dalam danau. Besar kemungkinan tidak ada riak lagi yang kelihatan. Batu akan dengan cepat menghilang ke dasar danau. Bahkan jika batu yang lebih besar dijatuhkan, mungkin ada riak sebentar dan setelah itu tenang kembali."

Air di dalam gelas atau di sebuah danau ibarat hati manusia. Sedangkan batu yang dijatuhkan ibarat semua persoalan yang dihadapinya. Jika wadahnya kecil maka persoalan kecil sekalipun menjadi berat, banyak guncangan di dalamnya. Sedangkan jika wadahnya semakin luas dan dalam, maka persoalan yang berat sekalipun bisa dijalani dengan ringan.

Karena itu wahai Saudaraku, mari perluas wadah kita. Tak cukup hanya seluas danau, kalau perlu seluas samudera. Lihatlah permukaannya yang tenang meskipun di dalamnya dia menyimpan segala rahasia.

Persoalan yang kita hadapi telah ditentukan kadarnya oleh Allah Ta’ala. Tinggal wadah hati kitalah yang akan menentukan apakah persoalan tadi menjadi terasa berat atau bisa dijalani dengan ringan. Kita menjadi berprasangka buruk karena merasa persoalan selalu datang menimpa, sedangkan orang lain hidupnya tenang-tenang saja. Karenanya jangan heran jika engkau terus menerus merasa berat dengan segala persoalan, mungkin wadahnya perlu diperluas, sekaligus diperkokoh.

Jadikan hatimu seluas samudera. Apapun yang datang akan diterima dan ditenggelamkannya dengan tenang. Dengan demikian, persoalan apapun yang hadir bisa dihadapi dengan sebuah senyuman, seperti menyambut tamu yang dinantikan kedatangannya.


"Jadi maksud eneng, ngajak engkong ke danau cuma mau ngomong gitu doang"

"iya"

"huff" karena kecewa engkongpun menyeburkan dirinya ke danau...

Bukan main kagetnya engkong ketika membuka matanya, melihat dirinya menjadi tontonan warga. Apalagi celana engkong ketahuan basah kuyup.

"Habis ngimpi basah kong" sindir salah satu warga
"hehehe :D" engkong cuma bisa nyegir.
"Masih bisa emang?" sindir warga lainnya. Engkong yang sudah terlanjur malu enggak bisa berkata-kata lagi. Dia hanya diam membisu. Kalau bisa nangis, nangis nih! kata engkong dalam hati.

Setelah peristiwa memalukan itu engkong menutup diri dari pergaulan warga. Bahkan beberapa tahun kemudian engkong meninggalkam kampung halamannya karena tidak sanggup menanggung malu. Sampai berita ini di turunkan engkong belum juga mendapatkan tempat tinggal karena setiap tempat yang didatanginya sudah mengetahui backgroundnya. Cerita engkong sudah menyebar kemana-kemana bahkan sudah menjadi isu nasional. Di koran dan televisi bahkan di situs jaring sosial engkong menjadi topik yang tak henti-hentinya di bahas. Engkong sudah kehilangan muka.

Tolong bagi anda yang bertemu dengan engkong tolong katakan kepadanya, kalau kampung kami merindukan dia.

Sedangkan fajar sekarang sudah hidup enak. Dia sudah menjadi seorang pengusaha yang sukses. Berkat pertenakan lelenya dia sekarang menjadi orang terkaya di kampungnya.


~Sekian~

Share on :
Comments
0 Comments