Curhat Colongan (Curcol)

Cerita ini sebenarnya gak boleh dipublikasikan tapi demi para pembaca setia saya yang jumlahnya ribuan bahkan jutaan fans yang tersebar dari seluruh penjuru nusantara sampai di dunia ketiga maka dengan terpaksa saya bongkar semuanya disini. Ya cuma disini gak ada di mana-mana.

Dimulai dari kedatangan teman saya yang berwajah inocent di kediaman rumah saya dibilangan jakarta barat pada jam 6 sore. Pria yang berperawakan kecil namun tengil ini mempunyai sifat pemalu dan kadang berkelakuan kewanita-wanitaan. Mendambakan seorang wanita sederhana. Baik dari sifat ataupun caranya berpakaian. aw..aw..aw.

Waktu itu dia datang dengan tergopoh-gopoh, napasnya naik-turun seperti orang yang habis dikejar orang satu RT. Sambil menunduk ditarik nafasnya dalam-dalam lalu sambil berdiri dihempaskannya melalui hidungnya yang keliatan megar-megar mendapatkan udara segede gaban. Akibatnya udara sekeliling saya menjadi tercemar dan mengeluarkan aroma yang tidak sedap. Andai seekor lalat lewat dan menghirupnya mungkin bisa jadi lalat itu tidak akan sadarkan diri. Gak usah jauh-jauh deh, saya saja hampir jatuh dipelukannya :D. Untungnya Allah masih sayang sama saya sehingga saya masih bisa selamat dan bisa menceritakan ke semua orang akan kelakuan bejatnya.. hiks..hiks..hiks. Apasih!!!! lebay.com

Setelah mendapatkan tempat duduk yang paling PW disamping saya. Disibaknya rambutnya yang sudah mulai memanjang. Digerainya dengan sisir emaknya yang biasa di bawa buat dandan. Di bubuhi mukanya dengan bedak dan gincu sebagai pemanis di bibirnya. Tidak lupa shadow di pipinya agar terlihat merona.

"Woi benk gue cowo bukan cewe, yang bener dong kalau cerita!!!"
"He..he..he ada orangnya, loe kok tahu si bro kalau gue lagi cerita tentang loe?"
"Ada dech...want to know aja"

Dengan wajah pucat seperti mayat dia terlihat sangat kusut. Di matanya terlihat lebam-lebam. Mungkin habis menangis semalaman kaya lagunya audy. Begitu juga Tangan dan kakinya terlihat biru-biru seperti habis terkena benda tumpul. ini orang kaya habis diapain aja.

"Loe kenapa bro, muka loe lecek banget".
Entah kenapa secara mengejutkan dia menyandarkan kepalanya dipundak saya. "Yah turun dah pamor gue sebagai kembang desa yang gue udeh dapat selama 3(tiga) tahun berturut-turut".

"Kayanya beban loe berat banget yah bro?. cerita dunk(alay mode on). Kalau dengan cerita bisa mengurangi beban loe, cerita aja. Jangan di pendam-pendam. Siapa tahu gue bisa bantu kehimpitan loe".

Saat itu kita berdua keliatan seperti orang yang sedang di mabuk asmara, habis teman saya pakai nyandar segala. Kalau wece-wece pada lewat bisa mati gaya nih gue. hiks..hiks..hiks. Sudah lah nyandarnya, malu nih gue sama orang-orang yang pada lewat. Lagian pundak gue pegel tau..

"Kalau mau nangis, nangis aja bro. Mata loe udeh pada mereh semua tuh. Gue gak bakal bilang siapa-siapa kok kalau loe pernah nangis dipelukan gue"

Dan ternyata dia benar-benar menangis, mungkin sudah cukup lama dia menahannya. "Menangislah kawan jika itu membuatmu lebih baik". kataku dalam hati...

bersambung...

Apa yang sebenarnya terjadi dengan teman saya? Mengapa dimata,tangan dan kakinya penuh dengan lebam. Dan apakah saya akan mendapatkan kembali predikat kembang desa lagi setelah hattrick secara berturut-turut. Semuanya masih misteri dan tanda tanya. tunggu jawaban di curhat colongan 2(dua).

Share on :
Comments
0 Comments