Cerita ini berawal dari perjumpaan saya dengan kawan lama saya yang sudah sangat lamaaaaaaaaaaaa sekali tidak bertemu. Padahal waktu itu saya sudah bersembunyi untuk menghindarinya tapi nahas bagi saya dia menangkap basah saya sedang bersembunyi di balik pintu. Saya akui dia mempunyai mata yang lebih tajam untuk melihat, hidung yang lebih megah untuk mengendus, kaki yang lebih kuat untuk melangkah, Leher yang lebih panjang dari orang kebanyakan dan hati yang lebih kuat dalam menerima setiap cobaan hidup.
Bambang Surambang !!!!!, kamu benarkan bambang pria yang ngaku paling tampan di SMA bukan !!!. Dari mulutnya meluncur begitu saja kata-kata yang membuat saya malu di depan khalayak ramai. Apalagi setelah itu semua mata tertuju kepada saya tanpa mampu saya bendung. Dengan ketenangan bak David Beckham saya jawab semua pertanyaan dengan lugas dan terpecaya.
hahahaha dia tertawa begitu keras hingga memekikan telingaku. Pengen aku tampar nih orang tapi karena janjiku 10 tahun yang lalu kurungkan niatku. 10 tahun yang lalu aku pernah berjanji untuk menjaganya, merawatnya, mengasihinya dan mencintainya. Ya dia adalah mantanku namanya Nita. Perempuan yang pertama mengisi relung-relung hatiku. Perempuan paling cantik di kelasku. Perempuan yang dulu aku kenal amat pendiam namun berubah setelah peristiwa itu. Peristiwa yang mengubah jalan hidup kami berdua. Peristiwa yang jarang terjadi pada perempuan lain. Aku ingat waktu itu dia dengan air mata yang beruirai-urai mengatakan semuanya padaku. Tidak henti-hentinya aku mengusap air matanya dengan handuk, kain pel, bahkan kanebo pun tidak mampu membendung air matanya yang jatuh begitu deras tidak terhingga. "sudahlah, jangan lagi kau tangisi nit, ini mungkin sudah takdir" kataku menguatkannya, tapi bukannya malah reda tangisnya malah makin menjadi-jadi. Semenjak itu diapun mulai menjauhiku. Bila suatu ketika berpapasan di buang mukanya. Peristiwa itu ternyata telah menorehkan luka yang dalam. Tidak lama setelah itu kudengar dia pindah sekolah tidak jauh dari sekolah kami yang jaraknya kurang lebih 10 meter. Kepindahannya menjadi gunjingan dimana-mana. Ada yang menghubungkan dengan aku, ada yang bilang dia kena guna-guna sekolah tetangga, ada juga yang bilang dia naik kelas secara ekonomi karena kami akui bahwa sekolah tetangga lebih baik segala-galanya dari sekolah kami. Beberapa bulan kemudiapun banyak teman-temanku yang bilang kalau nita sekarang sudah mempunyai seorang pacar yang memang benar-benar diakui ketampanannya. hehehe
WOIIIIII.. suara nita membangunkanku dari kenangan 10 tahun yang lalu. kenapa tiba-tiba jadi bengong bang? Gue kan lagi ceritain masa lalu kita ke pembaca blog bambangsurambang, supaya mereka tau bagaimana kisah cinta kita yang begitu dramatis. Ohwwww begitu kata nita dengan sok imut.
Mendengar kekasihnya yang sudah punya tambatan lain, hati pria mana yang tidak merana. Apalagi pria itu diakui lebih tampan dan kaya raya. Makan tempe rasanya tidak enak, Tidur dikasur gak bisa nyenyak. Disekolahpun jadi murung, pendiam dan labil. Beberapa temankupun mencoba menghiburku. Ada yang mencarikan wanita pengganti nita, ada yang mengajak nonton konser Rhoma Irama, ada juga yang mengajak ke taman lawang.
"Tempat apaan nih?" kataku.
"Taman lawang" kata temanku seolah-olah tidak berdosa.
"Ngapain kita kesini?" kataku sedikit curiga.
"Cari hiburanlah" kata temanku enteng
"Cari hiburan????, inimah cari penyakit. Sudahlah ayo kita pulang" kataku
"Tapi kan kita baru sampe bang" kata temanku sedikit kecewa.
Untung tidak dapat di raih, Rugi tidak dapat di tolak ketika aku dan temanku sedang menunggu bis tiba-tiba mobil di depan kami berhenti secara mengejutkan. Dan ketika jendela di buka terlihat sosok yang selama ini begitu aku rindukan. Siapakah dia?
Jono !
bukan
Parjo !
bukan
Susmoro !!
bukan
Tince !!
hampir bener.
Yance !!
salah.
Trus capa dong bang ?
aku kasih kisi-kisinya..dia itu adalah pemeran utama wanita dalam sandirawa ini.
hmmm.... Nita bukan ?
yups..yups..yups. benar
Nita bersama keluarganya ada dihadapan kami. Mereka memergoki kami sedang nongkrong di taman lawang. Batapa hinanya kami dihadapan mereka.
"Ini bukannya bambang sama zaenal yah, temen nita di sekolah lamanya" kata ibunya nita memecahkan keheningan malam,
"Iya tante" jawab kami malu sambil tertunduk.
"lagi ngapain disini?" tanya ibunya nita
"lagi nunggu bis tante" jawab aku penuh dengan keyakinan
"Owh, klw begitu lebih baik kalian ikut kita, karena kebetulan kita juga mau pulang " kata ibunya nita
"Gak usah repot-repot tante, kami nanti naek angkot saja" kataku
"iya tante kita naek bajai aja" kata zaenal dengan pongahnya
"Gak apa-apa, ayo nita suruh temannya naik" kata ibunya
"Ayo bang, zen naik" kata nita yang tidak mau melihat mataku
akhirnya kitapun berdua naek mobil setelah terjadi perdebatan yang begitu sengit. Di dalam mobil suasana sudah penuh sesak. Mobil yang biasanya penuh untuk 7 orang sekarang sudah menjadi 9 orang. Akupun merelakan ketika zaenal memangkuku. Sungguh sial nasibku. sudah tertangkap basah di taman lawang, sekarang di pangku di dalam mobil. hiks..hiks..hiks.
Bambang sama zaenal ngapain di taman lawang tanya ibunya nita.
Pertanyaan yang sungguh sangat menyudutkan kami. aku tahu sejak dari awal ibunya nita tidak merestui hubunganku dengan nita karena menurut ibunya aku ini tidak tampan. tapi bukan begini caranya untuk menjatuhkan aku dihadapan nita.
."Nyari abangnya zaenal tante" kataku.
zaenal yang terkejut abangnya di sebut-sebut tidak bisa membantah karena mulutnya keburu kusempul
"Loh emangnya abangnya zaenal kerja apa?" tanya bapaknya nita
"Dia waria pak" jawabku.
Zaenal yang mendengarnya hanya menangis dan tak bisa berkata-kata lagi sementara semua keluarga nita begitu kaget mendengarnya.
"Benar itu zaenal, abangmu seorang waria?" tanya bapaknya nita
cukup lama zainal terdiam,sampai akhirnya nita memecahkan keheningan."
"beneran Zen?" Zaenal yang mengira nita akan mengalihkan pembicaraan ternyata malah menyudutkan dia.
karena aku merasa kasihan akhirnya aku mengatakan kalau aku bercanda. Zainalpun merasa terselamatkan
trus ngapain kalian ke sini? kata bapaknya nita
nah lo kataku dalam hati.
"kami ke sini lagi cari angin om" berusaha menyelamatkan diri
jauh banget cari angin di sini dan emang harus di taman lawang yah?... kata-kata bapaknya nita benar-benar menyudutkan kami. terlihat dendam yang begitu menyala-nyala di matanya. aku yang merasa terpojok berusaha tenang dan berpikir jernih. "Memang cari angin di mana sama saja om, tapi saya lebih senang angin di sini karena banyak pepohonan". "Tapikan di sini tempat yang kurang baik dan banyak warianya" kata bapaknya yang coba mendesak ku ke jantung pertahananku. Jangankan di sini om, di tempat yang baikpun belum tentu baik, tergantung kita bagaimana menyikapinya. Kalau sekarang mungkin mereka seorang waria belum tentu ke depannya mereka tetap menjadi waria bisa jadi mereka akan menjadi lebih baik dari kita. kataku mantap yang membuat kagum seluruh isi mobil tak terkecuali mantanku nita... hehehe. Setelah beberapa lama kemudia kami di turunkan ke jalan, bukannya makin dekat rumah malah semakin jauh dari rumah kami karena keluarga nita memang mau ke luar kota.. hadoooh kenapa tidak bilang dari tadi, kalau kalian mau keluar kota. kataku gondok.sedangkan jam sudah menunjukan pukul jam 12 malam dan kami tidak mengetahui sedang berada di mana.
Bersambung....